Selasa, 25 Oktober 2011

Korupsi dan Budaya

Mungkin timbulnya korupsi di mulai dari lingkungan keluarga dulu atau sebaliknya tapi kenyataannya selalu ada. Ada seseorang ibu menceritakan tentang Anak sulungnya didepan adik-adiknya "itu Kakakmu Parjo sudah berhasil berkat ibu menyekolahkannya dan mengajarkannya tentang kehidupan agar dia kelak hidup mandiri, dia sekarang sudah punya segala-galanya punya rumah mewah dimana-mana, punya mobil sampai ibu nggak bisa menghitung jumlahnya berapa, padahal kakakmu itu adalah pegawai negeri, jadi kalian harus seperti kakakmu itu bila ingin sukses. Tidak sampai disitu para tetangga pun pada kagum kepada ibumu ini karena telah mempunyai anak yang sukses kehidupannya dan mereka mengacungkan jempol pada ibumu karena berhasil mendidik anaknya menjadi seseorang pegawai negeri yang kaya raya. Para pembaca yang budiman mungkin terlihat janggal dari sebuah cerita tadi yang menyebutkan bahwa seorang punya pekerjaan sebagai pegawai negeri yang rata-rata gajinya sama dengan masyarakat umum sekitarnya yang juga seorang pegawai negeri tetapi dia dia memiliki kekayaan yang berlimpa, hal tersebut sangatlah tidak wajar karena hampir seluruh waktu bekerjanya sebagai pegawai negeri dia habiskan di kantornya sebagai pegawai negeri dari pagi sampai malam jadi mendapatkan rezeki yang luar biasa banyaknya sangatlah tidak mungkin bila tidak ia lakukan dengan cara korupsi di bidang pekerjaannya yang secara kebetulan ia mempunyai kesempatan untuk korupsi. Jadi karena didikan seorang ibu maupun orang tua lainnya atau pun para tetangganya yang membuat ia bangga ia berhasil menjadi kaya raya sebagai pegawai negeri padahal kekayaannya ia dapatkan dari hasil korupsi.
Jadi budaya bisa juga bisa meracuni seseorang untu melakukan korupsi, mungkin ada benarnya orang tua tersebut  dianggap si anak tersebut mendapat kekayaan yang dihasilkan dari hasil jerih payahnya sebagai pegawai negeri padahal celah itu atau jerih payah itu adalah korupsi tetapi si orang tua tersebut hidup dijaman berbeda jadi tidak bisa membedakan korupsi dengan hasil kerja keras sebagai pegawai negeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar